Bhayangkara Insight.com
Bitung, 4 November 2025 — Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara DPRD Kota Bitung dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) pada Senin (4/11) di gedung DPRD Kota Bitung hampir tidak berjalan. Ketidakhadiran Ketua Komisi I dan Ketua Komisi II membuat suasana rapat tegang sejak awal, bahkan sejumlah peserta sempat menilai ada upaya menghambat jalannya pembahasan anggaran olahraga.
Namun berkat inisiatif cepat dan ketegasan anggota DPRD Syafrudin Ila dan Abigail Sigarlaki, rapat akhirnya bisa dilanjutkan. Kedua legislator muda itu mengambil alih jalannya forum agar suara para atlet dan simpatisan olahraga tetap tersampaikan.
🔥 “Kalau rapat seperti ini tidak dilanjutkan, lalu siapa yang mau membela atlet? Jangan karena sebagian tidak hadir, kepentingan olahraga Bitung jadi terabaikan,”
tegas Syafrudin Ila, disambut tepuk tangan keras dari simpatisan atlet yang memenuhi ruang rapat.
RDP yang seharusnya fokus membahas anggaran Rp 1,4 miliar untuk 31 cabang olahraga dan lebih dari 500 kontingen menuju Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Sulut di Manado, justru berubah menjadi ajang kritik tajam terhadap kinerja Dispora.
Dispora dianggap tidak proaktif, minim komunikasi, dan bahkan terkesan lepas tangan dalam mempersiapkan keberangkatan para atlet.
😡 “Bagaimana mungkin dengan 1,4 miliar bisa menanggung semua biaya akomodasi, transportasi, konsumsi, dan perlengkapan seluruh cabang olahraga? Ini bukan sekadar angka, ini soal martabat atlet Bitung!”
ujar Andriano Lengkong ( Nando ) simpatisan olahraga, dengan nada lantang.
Sorotan tajam juga datang dari Generasi Z. Abigail Sigarlaki, anggota DPRD Termuda yang dikenal vokal memperjuangkan suara generasi olahraga.
😡 “Kami ingin tahu sejauh apa Dispora memperjuangkan atlet Bitung. Jangan hanya datang membawa alasan ‘anggaran terbatas’, tapi tidak ada langkah kreatif mencari solusi,”
tegas Abigail, yang langsung disambut sorakan dukungan.
Kritikan bertubi-tubi juga datang dari Pemimpin Sidang Ibu.Cheery Mamesah dan Kritikan Pedas dari ibu.Dewi Suawa, yang menilai kondisi atlet menjelang keberangkatan ke Manado sangat memprihatinkan.
😡 “Kami akan berupaya mencari tambahan dana lewat sponsor, tapi Dispora jangan diam. Ini menyangkut harga diri Bitung di mata provinsi,”
kata Ceri menekankan.
Sementara itu, Imran Lakodi ikut memperuncing diskusi dengan pertanyaan tajam yang membuat perwakilan Dispora terdiam. Jawaban mereka dinilai tidak logis dan menunjukkan lemahnya perencanaan anggaran.
Tak kalah mencolok, Beberapa anggota dewan lainnya mangkir dari rapat. Ketidakhadiran mereka menimbulkan dugaan kuat karena Lima Anggota dewan di duga terlibat kasus perjalanan dinas (Perjadin) yang sedang bergulir.
🤮 “Lucu, saat bicara soal uang negara dan masa depan atlet, justru yang bermasalah dengan uang negara tidak hadir. Apa karena takut disorot publik?”
sindir salah satu simpatisan yang hadir.
Hadir pula Kaban Kerjasama Pemkot Bitung, namun kehadirannya tidak banyak mengubah suasana. Publik justru menilai rapat ini menjadi cermin buruknya perhatian pemerintah terhadap olahraga Bitung.
Praktisi olahraga Roland Kalesaran (Muay Thai & Kick Boxing) juga menyuarakan kekecewaannya.
😡 “Dispora seharusnya jadi motor semangat olahraga, bukan hanya pencatat anggaran. Atlet berjuang demi nama kota, bukan demi uang, tapi mereka butuh dukungan nyata!”
tegasnya dengan nada geram.
Hal senada diungkapkan Grace Ngantung, pelatih panahan, yang menilai semangat atlet muda Bitung terancam padam karena kurangnya dukungan.
😡 “Kami hanya ingin dukungan yang layak. Jangan biarkan anak-anak muda Bitung kehilangan semangat karena merasa diabaikan,”
ucapnya lirih namun tajam.
Rapat yang dimulai pukul 05.00 WITA itu berakhir tanpa keputusan konkret, namun satu hal pasti: RDP ini meninggalkan catatan hitam bagi Dispora dan DPRD Bitung. Publik kini menunggu aksi nyata, bukan sekadar janji rapat tanpa hasil.
( AK )


Social Header
Label
Categories