TOMOHON - Sabtu ( 9/8 2025 )
Pagi itu, udara Tomohon terasa segar, meski ribuan orang sudah berdesakan di tepi jalan utama. Matahari belum tinggi, namun jalur pawai telah berubah menjadi lautan manusia. Teriakan kagum terdengar bersahut-sahutan ketika sesuatu yang besar mulai bergerak dari kejauhan. Sayapnya terbentang, bulu-bulunya terangkai dari ribuan kuntum bunga warna-warni. Dialah burung manguni raksasa — simbol kearifan Minahasa — yang menjadi mahakarya Bank SulutGo (BSG) di ajang Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2025.
Burung itu tak benar-benar hidup, tapi setiap detailnya seolah bernapas. Matanya menatap tajam, paruhnya kokoh, dan sayapnya seperti siap mengepak membawa pesan dari tanah Minahasa ke seluruh dunia. “Kami ingin mengangkat identitas budaya Sulawesi Utara dan Gorontalo melalui karya seni berbasis bunga yang bisa dinikmati semua kalangan,” ujar Revino M. Pepah, Direktur Utama BSG, yang hadir langsung memantau jalannya parade.
BSG tak sekadar membuat float indah. Mereka menanamkan makna. Manguni, yang dikenal sebagai penjaga adat dan pembawa pesan dalam tradisi Minahasa, menjadi perwujudan filosofi bank daerah ini: menjaga, melayani, dan membangun bersama masyarakat. Di tengah hingar-bingar pawai, simbol itu seakan berbicara: pembangunan tak boleh meninggalkan akar budaya.
Parade dimulai dari pusat kota, melintasi jalur yang sejak subuh sudah dipadati penonton. Di panggung utama Menara Alfa Omega, ratusan pasang mata menoleh bersamaan ketika burung manguni raksasa mendekat. Di antara puluhan kendaraan hias, float BSG menjulang bak raja di antara bunga-bunga, memancarkan kebanggaan dan pesona.
Panitia TIFF 2025 mengakui, kehadiran float BSG bukan hanya menyumbang keindahan visual, tapi juga memperkuat pesan festival. “Atraksi seperti ini memperkuat citra Tomohon sebagai kota bunga yang mendunia,” ujar salah satu panitia.
Tahun ini, TIFF mengusung tema "Unite To Be Great", sebuah ajakan untuk bersatu demi karya yang besar. Menteri Pariwisata Widiyanti menyebut, tema ini bukan sekadar slogan, melainkan gambaran nyata kolaborasi antara seniman, pelaku usaha, dan instansi pemerintah yang berpadu menciptakan pesta bunga kelas dunia.
Dan ketika burung manguni raksasa itu melintas, diiringi tepuk tangan, sorak sorai, dan kilatan kamera, terasa jelas: di Tomohon, bunga tak sekadar hiasan. Ia menjadi bahasa, medium, dan panggung bagi budaya untuk terbang tinggi — kali ini, lewat sayap megah karya
( yusup suduri )


Social Header
Label
Categories